Sunday, December 14, 2014

Miom atau Myoma Uteri

Hari Jum'at 12 Desember 2014 yang lalu, aku menyempatkan diri berkonsultasi ke dokter kandungan di RSPP, karena hasil MCU (Medical Check Up) beberapa bulan sebelumnya mengindikasikan adanya miom di rahimku dan dianjurkan ke dokter kandungan untuk diperiksa secara lebih rinci.

Sebenarnya  miom ini mulai terdeteksi ketika aku hamil untuk anak bungsuku sekitar 12 tahun yang lalu, namun karena tidak ada keluhan sama sekali, aku lupa bahwa ada miom di rahimku dan belum pernah konsultasi ke dokter kandungan untuk miom tersebut.

Nah ketika MCU tersebut,  aku curhat ke dokter bahwa beberapa waktu belakangan ini, waktu haidku lebih panjang dari 7 hari, dimana setelah darah haid nyaris berhenti akan muncul flek-flek yang lumayan lama bisa sampai 7 hari juga, sehingga membuat aku agak repot karena harus berkali-kali mandi janabah agar bisa melaksanakan ibadah sholat.

Hasil pemeriksaan USG transvaginal yaitu USG lewat vagina (bawah) memperkuat hasil pemeriksaan USG perut sebelumnya, malah kata dokternya miom yang berada di rahimku ada 3 buah, yang satu sudah lumayan besar dengan diameter sekitar 6 cm dan yang dua lainnya sekitar 2 - 3 cm, waduh ... jadi stress juga nih.

Dokter kandungan menganjurkan agar miom tersebut dioperasi, karena jumlah miomnya lebih dari satu dan sudah lumayan besar, plus aku juga sudah berumur ... "tua", dokter menyarankan agar rahimku juga sekalian diangkat, paling tidak untuk mencegah kembali munculnya miom tersebut. Aku diminta untuk kembali ke dokter minggu depannya bersama suami agar dapat dijelaskan hal-hal yang perlu diketahui oleh kami berdua dengan rencana pengangkatan rahim ini.

Sampai dengan munculnya tulisan di blog ini, aku belum kembali lagi ke dokter tersebut, rencananya minggu depan. Penasaran juga dengan miom ini, untuk menambah pengetahuanku tentang miom .... aku searching di internet dan sekalian di-share di blog ini.

Miom adalah salah satu penyakit sejenis tumor jinak yang tumbuh pada dinding rahim wanita ketika wanita masih dalam masa produktif. Miom dapat tumbuh lebih dari 1 buah di dinding rahim hingga ke selaput dinding rahim wanita. Miom rata-rata berukuran seperti kacang polong dan anggur, kalau kata dokter kandungan yang memeriksaku bentuknya mirip bakso :(

Miom ada yang berkembang dengan cepat dan ada pula yang berkembang dengan lambat, tergantung dari kondisi fisik dan tingkat kesehatan setiap orang yang berbeda-beda. Namun kebanyakan kasus miom ini tidak berbahaya dan tidak ada kaitannya dengan risiko adanya kanker rahim, meskipun segala kemungkinan dapat terjadi, namun hanya beberapa kasus miom yang berubah menjadi kanker. Umumnya, kebanyakan wanita tidak menyadari atau tidak mengetahui adanya miom dalam dinding rahimnya, karena miom yang kecil umumnya tidak menunjukkan suatu gejala yang mudah dikenali.

Sampai saat ini, penyebab terjadinya miom masih terus diteliti. Banyak ahli berpendapat bahwa miom terjadi akibat kerja hormon-hormon tubuh khususnya hormon estrogen. Seperti diketahui, setiap hormon memiliki tugas masing-masing. Namun, mengingat kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda, maka efek kerja hormon pun berbeda-beda pula, khususnya pada wanita.

Gejala-gejala umum yang sering terjadi pada penderita miom adalah :
  • Nyeri diperut atau di pinggul
  • Perut terasa penuh
  • Nyeri saat melakukan hubungan intim dengan pasangan
  • Sering mengalami anemia ketika haid karena banyak kehilangan darah
  • Seperti adanya penekanan pada panggul
  • Infertilitas atau keguguran
  • Konstipasi (sembelit)
  • Terjadi perdarahan yang mengeluarkan banyak darah baik ketika masa menstruasi atau pun di luar menstruasi
  • Terjadi penekanan pada saluran indung telur yang membuat seorang wanita susah hamil
  • Ada perasaan kenyal di bagian bawah perut dekat rahim
  • Mengalami gangguan susah BAB dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena adanya pembengkakan pada tangkai tumor
  • Penekanan juga dapat terjadi di bagian kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya.
Pengobatan Miom secara medis adalah sebagai berikut :
  • Terapi obat pil KB yang rendah estrogen untuk mengendalikan pendarahan haid yang berat. Namun terapi obat ini tidak dapat mengendalikan pertumbuhan miom. Ada juga obat lain yang disebut agonis GnRH (agonist Gonadothropin Releasing Hormone) yang dapat digunakan untuk menyusutkankan miom dengan mengurangi jumlah estrogen dalam tubuh. Bentuk pengobatan ini tidak menyelesaikan masalah untuk jangka panjang, biasanya digunakan untuk persiapan pembedahan.
  • Tindakan pembedahan untuk mengangkat miom. Ada 2 jenis pembedahan yaitu : miomektomi  (tindakan pembedahan dengan mengangkat miomnya saja) dan histerektomi (tindakan pembedahan dengan mengangkat rahim). Untuk wanita yang masih ingin hamil, maka tindakan miomektomi yang akan disarankan sedangkan histerektomi lebih sesuai untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi. Histerektomi merupakan pemecahan masalah secara tuntas karena mempunyai laju komplikasi yang lebih rendah dibandingkan miomektomi, sedangkan dengan miomektomi, 10% kasus miom dapat muncul kembali.
Setelah dapat info tentang miom ini dan juga sesuai saran dokter kandungan di RSPP, kelihatannya tindakan pembedahan histerektomi-lah yang lebih sesuai untukku, mungkin nanti aku akan menanyakan ke dokter apakah operasi tersebut harus dilakukan secepatnya atau bisa menunggu ketika aku sudah mengalami menopause yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat ini. Semoga tindakan pembedahan yang akan dilakukan berjalan lancar dan sukses mengangkat penyakit yang kualami ini. Aamiin.

Salam Ina

No comments: